Aktivitas Gunung Lewotobi Meningkat, Waspada Bahaya Vulkanik!
Home » Aktivitas Gunung Lewotobi Meningkat, Waspada Bahaya Vulkanik!

Aktivitas Gunung Lewotobi Meningkat, Waspada Bahaya Vulkanik!

Larantuka, Gunung Api Lewotobi Laki-Laki yang berada di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), kembali menunjukkan aktivitas vulkaniknya pada Minggu (24/11/2024), pukul 09.56 WITA. Erupsi tersebut menghasilkan kolom abu vulkanik setinggi 1.000 meter di atas puncak, atau sekitar 2.584 meter di atas permukaan laut. Hal ini menjadi perhatian serius bagi warga setempat dan pemerintah daerah.

Berdasarkan laporan resmi dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), kolom abu terpantau berwarna kelabu dengan intensitas sedang hingga tebal, mengarah ke barat. Hingga berita ini diturunkan, aktivitas vulkanik masih berlangsung, dan masyarakat diimbau untuk tetap waspada.

Langkah Antisipasi dan Imbauan PVMBG

PVMBG mengeluarkan rekomendasi agar masyarakat tidak melakukan aktivitas dalam radius 7 kilometer (km) dari pusat erupsi. Selain itu, penduduk yang tinggal di sektor Barat Daya hingga Barat Laut diminta menjauhi area sejauh 8 km. Ini untuk menghindari dampak langsung seperti lontaran material vulkanik dan abu.

“Masyarakat harus mematuhi batasan zona bahaya yang telah ditetapkan demi keselamatan bersama,” ujar Heronimus Lamawuran, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Flores Timur. Ia menegaskan bahwa pihaknya terus memantau situasi melalui koordinasi dengan Pos Pengamatan Gunung Lewotobi Laki-Laki di Desa Pululera dan PVMBG di Bandung.

Selain ancaman erupsi, potensi banjir lahar hujan juga menjadi kekhawatiran, terutama jika terjadi hujan dengan intensitas tinggi. Sungai-sungai yang berhulu di puncak gunung menjadi jalur utama lahar yang dapat membawa material vulkanik ke daerah hilir.

Kondisi Pengungsi dan Dampak Erupsi

Erupsi ini memaksa 13.240 warga untuk meninggalkan rumah mereka. Sebanyak 5.607 pengungsi saat ini berada di enam pos pengungsian resmi, sementara 7.363 lainnya memilih mengungsi secara mandiri di rumah keluarga atau kerabat. Sejak aktivitas vulkanik meningkat awal bulan ini, korban meninggal dunia tercatat sembilan orang, dengan empat lainnya mengalami luka-luka dan sedang dirawat di RSUD Larantuka.

Salah satu warga Desa Ile Gerong, Maria (34), mengungkapkan kekhawatirannya. “Kami takut abu vulkanik ini akan membawa penyakit, terutama bagi anak-anak. Semua orang sekarang memakai masker,” tuturnya.

Pemerintah daerah bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Flores Timur terus mengupayakan bantuan logistik bagi para pengungsi. Hingga saat ini, kebutuhan mendesak mencakup masker, makanan siap saji, serta kebutuhan medis.

Imbauan Kesehatan dan Informasi Terkini

Warga terdampak hujan abu disarankan menggunakan masker atau penutup hidung untuk menghindari gangguan pernapasan. Abu vulkanik mengandung partikel berbahaya yang dapat menyebabkan iritasi mata, kulit, dan saluran pernapasan.

“Kami bekerja sama dengan dinas kesehatan untuk memastikan pengungsi mendapatkan pelayanan kesehatan yang memadai,” tambah Heronimus Lamawuran.

Bagi masyarakat yang membutuhkan informasi terkini, PVMBG menyediakan layanan kontak di nomor 022-7272606 atau melalui tautan daring di s.id/erupsilewotobi.

Erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki menjadi pengingat akan pentingnya kesiapsiagaan menghadapi bencana alam. Pemerintah dan masyarakat perlu terus bekerja sama untuk mengurangi risiko dan dampak bencana. Warga diharapkan tetap tenang dan mematuhi imbauan otoritas terkait demi keselamatan bersama.

Similar Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *