Nyongkolan Lombok, Tradisi Sakral di Bawah Kawalan Ketat Polisi
Lombok Barat, NTB – Tradisi Nyongkolan, sebuah ritual adat yang melekat dalam masyarakat Sasak di Lombok, kembali digelar di wilayah hukum Polsek Lembar, Lombok Barat. Pada Sabtu, 18 Januari 2025, pengamanan dan monitoring ketat dilakukan oleh jajaran kepolisian untuk memastikan kegiatan berjalan lancar, aman, dan kondusif.
Tradisi Nyongkolan kali ini berpusat di satu titik, yakni arak-arakan pengantin dari Dusun Penarikan, Desa Kebon Ayu, Kecamatan Gerung, menuju Dusun Lendang Jae, Desa Lembar, Kecamatan Lembar. Rombongan pengantin berjalan kaki melalui jalur dusun, memulai perjalanan dari sekitar rumah mempelai pria dan diiringi alunan musik tradisional kecimol dan kesenian Gendang Beleq yang khas.
Pengawalan Ketat untuk Kelancaran Tradisi
Pengamanan kegiatan ini menjadi prioritas Polsek Lembar untuk menjaga ketertiban dan kelancaran prosesi adat yang sakral ini. Ps. Kanit Binmas Polsek Lembar, Aiptu Wawan Purwanto, bertindak sebagai Piket Pawas dan memimpin langsung pengamanan di lapangan. Beliau berkolaborasi dengan Bhabinkamtibmas Desa Lembar serta piket SPKT I Polsek Lembar untuk memastikan setiap tahapan acara berjalan sesuai rencana.
Kegiatan Nyongkolan dimulai pada pukul 16.30 WITA dan berakhir pada pukul 18.10 WITA. Selama kurun waktu tersebut, petugas kepolisian berjaga dan memantau pergerakan rombongan, mengantisipasi potensi gangguan keamanan dan ketertiban.
Pernyataan Kapolsek Lembar
Kapolsek Lembar, Polres Lombok Barat, Polda NTB, Ipda Joko Rudiantoro, S.H., M.H., menegaskan komitmen pihaknya dalam mengawal setiap kegiatan masyarakat, khususnya yang berkaitan dengan pelestarian budaya. “Kami dari Polsek Lembar berkomitmen untuk memberikan pelayanan dan pengamanan terbaik bagi masyarakat, terutama dalam kegiatan-kegiatan adat seperti Nyongkolan ini. Kami ingin memastikan tradisi ini tetap lestari dan dapat dinikmati oleh seluruh masyarakat dengan aman dan nyaman,” ujarnya.
Beliau menambahkan, pengamanan ini merupakan wujud sinergitas antara kepolisian dan masyarakat dalam menjaga keamanan dan ketertiban. “Keberhasilan pengamanan ini juga berkat kerjasama yang baik antara Bhabinkamtibmas, piket SPKT, dan partisipasi aktif masyarakat. Kami berharap sinergitas ini terus terjaga dan ditingkatkan di masa mendatang,” lanjutnya.
Makna Tradisi Nyongkolan
Tradisi Nyongkolan sendiri memiliki makna yang mendalam bagi masyarakat Sasak. Lebih dari sekadar arak-arakan, Nyongkolan merupakan bentuk pengumuman resmi kepada masyarakat bahwa telah terjadi pernikahan. Prosesi ini juga menjadi ajang silaturahmi antar keluarga dan mempererat tali persaudaraan. Iringan musik tradisional dan pakaian adat yang dikenakan menambah semarak dan khidmat suasana.
Apresiasi Masyarakat
Kehadiran aparat kepolisian dalam pengamanan tradisi Nyongkolan mendapat apresiasi positif dari masyarakat. Mereka merasa lebih tenang dan nyaman dalam melaksanakan tradisi adat tersebut. Kelancaran acara juga menjadi bukti bahwa sinergi antara kepolisian dan masyarakat dapat menciptakan situasi yang aman dan kondusif.
Upaya Pelestarian Budaya
Pengamanan yang dilakukan oleh Polsek Lembar bukan hanya sekadar tugas rutin kepolisian, tetapi juga merupakan bagian dari upaya pelestarian budaya. Dengan menjaga keamanan dan ketertiban selama pelaksanaan tradisi Nyongkolan, kepolisian turut berkontribusi dalam menjaga warisan budaya yang berharga bagi masyarakat Sasak.
Dengan suksesnya pengamanan tradisi Nyongkolan kali ini, diharapkan kegiatan serupa di masa mendatang dapat berjalan lebih baik lagi. Sinergi antara kepolisian, masyarakat, dan seluruh pihak terkait perlu terus ditingkatkan untuk memastikan tradisi-tradisi adat di Lombok tetap lestari dan dapat dinikmati oleh generasi mendatang. Polsek Lembar berkomitmen untuk terus hadir dan memberikan pelayanan terbaik demi terciptanya keamanan dan ketertiban di wilayah hukumnya.