Peresean Warnai Peringatan HUT Lombok Barat ke-67 di Gerung
Gerung, Lombok Barat – Kemeriahan perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-67 Kabupaten Lombok Barat semakin terasa dengan dibukanya pegelaran seni budaya Peresean Belage Pepadu Angoh Betukah Tatu Saling Kemos.
Acara pembukaan yang berlangsung pada Rabu (16/4/2025) sore di Taman Kota Gerung, Lingkungan Dasan Geres Barat, Kecamatan Gerung, Kabupaten Lombok Barat. Mendapat sambutan antusias oleh masyarakat dan berbagai tokoh penting daerah.
Acara yang mengusung tema ‘Berkolaborasi Menuju Sejahtera Dari Desa’ ini merupakan inisiatif Pemerintah Daerah Kabupaten Lombok Barat untuk melestarikan dan mempromosikan kekayaan budaya lokal.
Rangkaian acara HUT Kabupaten Lombok Barat ke-67 ini diharapkan dapat mempererat tali persaudaraan dan meningkatkan potensi pariwisata daerah.
Pembukaan Meriah dan Sambutan Hangat Bupati
Pembukaan pegelaran seni budaya Peresean ini dihadiri oleh sejumlah tokoh penting, di antaranya Bupati Lombok Barat H. L. Ahmad Zaini S. Si., M.T.
Acara dibuka oleh Bupati Lombok Barat, H. L. Ahmad Zaini. Dalam sambutannya, menyampaikan bahwa, pergelaran seni budaya Peresean ini menjadi bagian penting dari rangkaian Peringatan HUT Kabupaten Lombok Barat yang ke-67 tahun.
Pertandingan Sengit Antara Paguyuban Lombok Tengah dan Lombok Barat
Pada hari pertama pegelaran, sejumlah pertandingan sengit tersaji antara berbagai paguyuban (kelompok) dari Lombok Tengah dan Lombok Barat. Paguyuban yang bertanding pada sore hari itu adalah:
Serawah Perine melawan Putra Kawangan
Patak Birak melawan Serawah Bakong
Galih Sentul melawan Bintang Dodokan
Layang Samar melawan PSSEK Dodokan
Sapu Jagat melawan Bunga Terate
Setiap paguyuban menurunkan lima orang peserta atau yang lebih dikenal dengan sebutan pepadu.
Dengan demikian, sebanyak sepuluh pepadu dari dua paguyuban yang berbeda wilayah ini saling beradu ketangkasan dan keberanian di atas arena.
Tata Cara Pertandingan Peresean
Pertandingan seni budaya Peresean ini dipimpin oleh tiga orang pekembar (wasit), yang terdiri dari satu orang pekembar tengah dan dua orang pekembar pinggir.
Para pepadu yang bertanding menggunakan rotan sebagai senjata dengan panjang kurang lebih satu meter dan ende atau tameng yang terbuat dari kulit sapi dan kayu sebagai pelindung.
Setiap pertandingan berlangsung selama lima ronde dengan durasi sekitar tiga menit setiap rondenya.
Meskipun sarat akan aksi saling serang, para pepadu tetap menjunjung tinggi sportivitas dalam setiap pertarungan.
Pengamanan Ketat dan Situasi Kondusif
Kegiatan seni budaya Peresean Belage Pepadu Angoh Betukah Tatu Saling Kemos pada hari pertama berjalan dengan aman, lancar, dan kondusif.