Lombok Barat Hidupkan Tradisi, Peresean Jadi Magnet Wisata Budaya
Lombok Barat, NTB – Semangat pelestarian budaya tradisional Lombok kembali bergelora melalui penyelenggaraan Festival Peresean Mendunia yang berlangsung meriah pada Selasa, (10/6/2025).
Bertempat di Halaman Komplek Pertokoan BTN Geria Rumak, Desa Rumak, Kecamatan Kediri, Kabupaten Lombok Barat.
Festival ini tidak hanya menjadi ajang unjuk kebolehan para pepadu, tetapi juga menjadi magnet bagi masyarakat dan wisatawan. Mereka yang ingin menyaksikan langsung tradisi unik dari Pulau Seribu Masjid.
Peresean: Dari Tradisi Sakral hingga Daya Tarik Wisata
Peresean adalah seni bela diri tradisional Suku Sasak di Lombok yang melibatkan dua ‘pepadu’ (petarung) bersenjatakan tongkat rotan (penjalin) dan perisai kulit kerbau tebal (ende).
Lebih dari sekadar pertarungan fisik, peresean memiliki nilai-nilai filosofis mendalam yang terkait dengan tradisi, keberanian, dan kehormatan.
Dahulu, peresean seringkali menjadi ritual untuk sebagai bagian dari upacara adat. Kini, ia bertransformasi menjadi salah satu atraksi budaya paling menarik yang ditawarkan Lombok, menarik perhatian wisatawan domestik maupun mancanegara.
Festival Peresean Mendunia ini adalah bukti nyata komitmen masyarakat dan pemerintah daerah dalam menjaga warisan leluhur.
Dengan mengangkat tajuk “Road Show Peresean Mendunia”, acara ini bertujuan untuk memperkenalkan lebih luas lagi keunikan peresean ke kancah internasional, sekaligus mempromosikan pariwisata Lombok.
Sistem Pertandingan yang Unik dan Penuh Adrenalin
Antusiasme penonton memuncak saat festival ini berlangsung. Mekanisme pertandingan yang diterapkan menambah ketegangan dan kemeriahan.
Tidak seperti kompetisi pada umumnya yang mengandalkan pendaftaran peserta, festival ini menggunakan sistem “pekembar” (semacam master of ceremony atau juri yang menunjuk peserta) yang secara langsung menunjuk warga yang siap untuk bertanding.
Hal ini menciptakan kejutan dan partisipasi spontan dari masyarakat setempat yang memiliki keberanian dan kemauan untuk mencoba.
Selain itu, festival ini juga secara khusus menghadirkan Pepadu-Pepadu peresean terbaik yang telah memiliki nama dan reputasi di dunia peresean.
Pertandingan berlangsung dalam empat ronde yang intens, di mana setiap pepadu berusaha menunjukkan teknik, ketangkasan, dan strategi untuk mengalahkan lawan.
Penentuan pemenang dilakukan sepenuhnya oleh wasit yang memimpin pertandingan, memastikan keadilan dan sportivitas tetap terjaga.
Setiap pukulan penjalin dan tangkisan ende selalu disambut sorakan dan tepuk tangan meriah dari para penonton.
Peran Penting Keamanan dan Pelestarian
Keberlangsungan festival ini tidak lepas dari peran penting aparat keamanan. Kapolres Lombok Barat, Polda NTB, AKBP Yasmara Harahap, S.I.K., melalui Kapolsek Kediri, AKP Jahyadi Sibawaih, S.H., menegaskan komitmen pihak kepolisian dalam mendukung acara yang melestarikan budaya.