Nyongkolan Kediri Polisi Kawal Tradisi, Masyarakat Aman
Kediri, Lombok Barat – Tradisi Nyongkolan, sebuah ritual adat yang melekat dalam masyarakat Sasak di Lombok, kembali digelar di wilayah Kecamatan Kediri, Lombok Barat. Kepolisian Sektor (Polsek) Kediri, di bawah komando Polres Lombok Barat dan Polda NTB, turut serta mengawal jalannya tradisi ini pada Kamis, 23 Januari 2025, memastikan keamanan dan ketertiban masyarakat tetap terjaga.
Kegiatan monitoring dan pengamanan yang dimulai sejak pukul 16.40 WITA ini difokuskan pada prosesi Nyongkolan yang berlangsung di Dusun Muhajirin menuju Dusun Kerangkeng Barat, Desa Banyumulek, Kecamatan Kediri. Iring-iringan pengantin diiringi alunan musik Kecimol, sebuah orkes tradisional Sasak, memulai perjalanan dari depan kantor Desa Banyumulek menuju simpang empat Masjid Kembar Menara Tunggal, kemudian bergerak ke arah barat.
Pengawalan Ketat untuk Kelancaran Tradisi
Prosesi Nyongkolan kali ini menempuh jarak sekitar 500 meter. Meskipun arus lalu lintas sempat padat karena antusiasme masyarakat yang ingin menyaksikan tradisi ini, namun berkat kesigapan petugas kepolisian, situasi tetap terkendali dan lancar. Tidak ada gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas) yang terjadi selama kegiatan berlangsung.
Kapolsek Kediri, AKP Jahyadi Sibawaih, S.H., menegaskan komitmen pihaknya dalam mengamankan setiap kegiatan masyarakat, termasuk tradisi adat seperti Nyongkolan. “Kami dari Polsek Kediri selalu berupaya hadir di tengah-tengah masyarakat, memastikan setiap kegiatan berjalan dengan aman dan lancar,” ujarnya.
Sinergi Polisi dan Masyarakat Jaga Tradisi
Pengamanan kegiatan Nyongkolan ini melibatkan Bhabinkamtibmas Desa Banyumulek serta personil Polsek Kediri yang dipimpin langsung oleh Ka SPK II Polsek Kediri. Sinergi antara kepolisian dan masyarakat terjalin dengan baik, menciptakan suasana yang kondusif selama prosesi berlangsung.
“Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya kami untuk melestarikan tradisi adat yang ada di Lombok Barat, khususnya di wilayah Kediri. Kami bersyukur kegiatan berjalan dengan lancar dan aman berkat kerjasama semua pihak,” tambah AKP Jahyadi.
Tradisi Nyongkolan: Simbol Kebersamaan dan Kekeluargaan
Nyongkolan sendiri merupakan tradisi adat Sasak yang dilakukan dalam rangkaian upacara pernikahan. Prosesi ini berupa arak-arakan pengantin dari rumah mempelai pria ke rumah mempelai wanita. Iring-iringan biasanya dimeriahkan dengan musik tradisional, tarian, dan berbagai atraksi budaya lainnya.
Tradisi ini bukan hanya sekadar seremonial pernikahan, tetapi juga memiliki makna yang lebih dalam. Nyongkolan menjadi simbol kebersamaan, kekeluargaan, dan gotong royong dalam masyarakat Sasak. Melalui tradisi ini, tali silaturahmi antar keluarga dan masyarakat semakin erat.